16 September, 2008

Di Sore Hari

Terdiam di tempatku, memandangi hijaunya daun dan putih bunga…

Hatiku penuh, gelisah dan hangat

Tidak nyaman, namun nyaman

Khawatir, namun percaya

Takut, namun berani

Sedih, namun bahagia

Aku tidak tau ini apa, tak paham, dan haruskah paham?

Ku memikirkanmu, ku memikirkanku, ku memikirkan kita

Apa yang sedang terjadi...

Ku merindumu, ku dirindumu

Ku peduli kamu, ku dipedulikanmu

Ku bahagia, kamu pun bahagia

Apakah ini......

Apakah...

aku jatuh cinta?

10 September, 2008

Nyanyian Cintamu

Beberapa hari ini, banyak hal yang terjadi. Ikut dan lolos audisi sebuah paduan suara yang kukagumi, latihan dan nyanyi di konser Ramadhan, ketemu banyak musisi hebat, menikmati saat-saat bersama teman-teman dalam latihan dan konser. Selain itu, aku juga berkenalan dengan seseorang, yang hatinya dipenuhi dengan keinginan berbuat baik untuk orang lain.

Perkenalan yang menyenangkan, menurutku. Ada kebingungan dan ketidaksukaan, tapi ada juga kesukaan. Dalam proses ini saja, aku belajar banyak hal, terutama untuk menghargai orang lain, bertoleransi, menerima perbedaan, dan menjadi diri sendiri.

Baru beberapa hari berkenalan, kehadirannya sudah kurasakan memenuhi hati. Perasaan apa aku sendiri belum mengerti, tapi aku ingin membiarkannya mengalir seiring proses. Kehadirannya dalam bentuk sms ataupun telepon, dan keberadaannya selalu di saat aku sedang membutuhkan, itu semua membuatku terharu, mengalirkan kehangatan dalam hatiku.

Dia orang yang selalu ingin berbuat baik untuk orang lain, maka jadilah dia baik. Dia orang yang selalu ingin membuat orang di sekitarnya bahagia, maka jadilah orang di sekitarnya bahagia. Kalimat ini penting baginya, menjadi sesuatu yang diyakini dan dijalani, mungkin membuatnya kuat dan membantunya survive dalam menjalani masalah-masalah kehidupan yang dialaminya.

Dengan mengetahui ini, aku mengerti bahwa sebuah tindakan belum tentu dimaksudkan untuk memiliki. Yang kupercayai adalah bahwa tindakan yang baik pasti dilandasi oleh cinta, seperti apapun bentuk cinta itu dan apapun tujuannya. Mungkin cinta untuk orang tua, cinta untuk sahabat, atau cinta untuk kekasih. Setiap orang bisa melantunkan nyanyian cintanya, dengan bentuk dan tujuan yang berbeda-beda. Yah, apapun tujuannya, tetap saja membuatku terharu dan bahagia.

Apa yang kurasakan sebenarnya? Aku senang, merasa aman dan dilindungi, serta dipedulikan. Aku sendiri pun mulai peduli dan ingin dia senang. Perasaan apa ini? Aku belum tau. Tapi aku mengerti satu hal...

Nyanyian cintamu, membuatku bahagia...

05 September, 2008

Isu Sosial

Kenapa wanita ga boleh menyatakan cinta?

Kenapa itu dianggap tabu?

Ini sebuah isu sosial

Tapi ini bukan “hanyalah” sebuah isu sosial

Isu sosial dapat mempengaruhi,

isu sosial dapat mengendalikan,

isu sosial dapat menjerat,

isu sosial dapat memaksa.

Memaksa seorang wanita menjadi tidak berdaya

Memaksa seorang wanita ‘merasa’ tidak berdaya

Memaksa seorang wanita memendam perasaan

Memaksa seorang wanita membunuh perasaan

Isu sosial mempengaruhi pria,

untuk memandang rendah wanita yang berekspresi,

untuk menatap aneh wanita yang mengejar impian diri

Isu sosial mengendalikan pria,

untuk berpikir bahwa ‘wanita memulai’ itu salah

untuk berpikir bahwa ‘pria yang memulai’ adalah yang benar

Isu sosial menjerat wanita,

dalam lingkaran rasa cinta dan benci yang menjadi satu,

dalam kebimbangan untuk mengekspresikan diri,

dalam ketakutan dipandang rendah dan ditatap aneh oleh pria dambaan hati

Kalau isu sosial sejahat ini ...

Apakah seorang wanita hanya bisa menunggu?

Tapi, menunggu apa??

Hhh ... ya menunggu takdir,

dan menunggu terpilih oleh roda nasib,

untuk menjadi Cinderella yang berikutnya

Begitukah?

Kalau begitu,

aku akan menantang takdir,

dan memutar roda nasibku sendiri

Karena ...

perasaan cinta yang tak terbalas memang membuat luka,

tetapi,

perasaan cinta yang tak tersampaikan,

itulah yang paling menyakitkan


2004, sixth semester

04 September, 2008

Untuk Pencinta

Aku punya banyak mimpi.

Aku punya banyak rasa cinta.

Tapi aku tak bergerak.

Aku hanya tersenyum dan tertawa.

Aku ingin berbagi…sesungguhnya…

Aku terpesona pada sebuah kelembutan yang penuh dengan cinta

Aku terpana pada sentuhan kata-kata penuh rasa sayang

Membelaiku lembut, menyegarkan hatiku yang luka

Perih rasanya, namun nyaman

Aku sayang padanya

Aku terdiam oleh belaian dukungan yang menenangkanku

Aku terhibur oleh penerimaan yang penuh dengan pengertian

Memotivasiku perlahan, lembut dan pasti

Menguatkan hatiku yang terpuruk karna sebuah penolakan

Aku terbangun, aku tersadar, dalam damai

Menyadari, masih ada cinta di dunia ini

Ya…masih ada cinta

Sesungguhnya, aku sayang padanya


2002, second semester

Sayang Untuk Kakak

Kakak…aku sayang padamu

Aku sungguh mengasihimu

Ingatlah slalu, adik yang bodoh ini,

karna sungguh tak tau,

bagaimana caranya menyayangimu

Kakak…andai saja,

dengan membayangkanmu,

aku bisa sampai di tempatmu

andai saja…

saat kusebut namamu,

‘ku dapat bisikkan rasa sayangku padamu

Dan andai saja…

dengan menyimpan kenanganmu,

aku pun bisa tersimpan di hatimu…


2002, second semester

03 September, 2008

Rindu

Terasa kerinduan di hati

Pada suatu hari keharuman menari

Pada suatu hati hanya ingin memberi

Pada suatu nadi melonjak berseri

Aku rindu…

Masa ini, bukan masa itu

Masa yang telah berlalu

Tak dapat kembali baru

Tak ada lagi yang menari

Tak ada lagi yang memberi

Tak ada lagi yang berseri

Aku rindu…

Apa yang kurindu?

Siapa yang kurindu?

Mengapa harus merindu?

Bagaimana cara merindu?

Ah…aku lupa.


2002, third semester

02 September, 2008

Impian Maya

Semua pintu telah tertutup

Bibir sang remaja rapat terkatup

Impian indah tlah diperlihatkan

Tapi sungguh tak terkira,

impian indah takkan pernah terdapatkan,

Walau telinganya mendengar banyak pertanyaan,

“Remaja, kapan impian indah kau capai?”

namun impian indah seakan mengejek,

terbang tak henti ke atas awan

dan sang remaja…?

Sungguh tak tau harus jawab apa

sungguh tak tau harus bagaimana

karena sesungguhnya…

remaja…

sungguh merindukan hangatnya impian indah

ingin memeluk, dan memiliki…

ironis? biarlah, karena,

walau selalu menangis,

remaja tak pernah berhenti berharap

lalu bagaimana dengan,

“impian indah takkan pernah tergapai…?”

sst…biarlah

remaja belum tau…

ia belum tau.


2002, third semester